PEMBAHASAN BIOTA BIOTA LAUT
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : ROMI ANDRIAN
NIM : 09C10432053
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Laut seperti halnya daratan, dihuni oleh
berbagai jenis biota yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup.
Biota laut menghuni hampir semua permukaan laut sampai dasar laut. Keberadaan
ini sangat menarik perhatian manusia bukan saja karena kehidupannya yang penuh
rahasia tetapi juga karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia.
Pemanfaatan biota laut yang semakn hari semakin meningkat diikuti oeh
kemajuan ilmupengetahuan teknologi (IPTEK) khususnya tentang kehidupan laut dan
berbagai jenis biotanya yang tertampung dalam ilmu pengetahuan alam laut
yang disebut biologi laut atau marine biology.
Luas wilayah perairan Indonesia yang merupakan 2/3
bagian dari luas wilayah keseluruhan kaya dengan beraneka ragam
Sumberdaya Laut yang masih belum banyak dimanfaatkan dan dikelola
dengaan sempurna., yakni biota-biota lautnya.
Dengan luasnya potensi sumber daya laut
tersebut, menyebabkan banyak potensi belum dimanfaatkan. Laut selain
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, ternyata di lain pihak mengalami pula
penurunan atau bahkan kerusakan kualitas lingkungan karena pencemaran atau
eksploitasi sumber daya secara berlebihan.
Provinsi Sumatera Barat mempunyai luas wilayah 47.000
km2 termasuk wilayah kepulauan Mentawai yang luas wilayah
sekitar 6,097 km2 dan wilayah pantai sepanjang 459 km2.
Sumatera Barat memiliki perairan yang luas. Pantai di sebelahan barat
Sumatera relatif berkarang. Salah satu diantara pantai tersebut adalah pantai
Cerocok Painan.
Pantai Cerocok berada di daerah Painan
kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat dengan substratnya terdiri
dari pasir dan karang. Di habitat karangnya banyak dijumpai berbagai macam
komoditas ekonomis ekonomis penting diantara adalah keong, teripang, udang,
rumput laut dan sebagainya.
Biologi Laut merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang semua spesies yang ada di dalam wilayah laut yang luas ini.
Mulai dari klasifikasi sampai pada rahasia kehidupan dari berbagai jenis biota
laut yang beraneka ragam ini. Untuk melihat berbagai macam biota yang
hidup di daerah intertidal Pantai Cerocok maka perlu dilakukan praktikum biologi
laut di tempat ini.
1.2. Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dari praktikum biologi laut ini
adalah untuk membahas biota-biota laut yang hidup
di daerah intertidal Pantai Cerocok Painan. Kemudian dari biota-biota
laut yang ditemukan tersebut
kita dapat mengidentifikasinya sehingga kita bisa mengetahui
spesiesnya.
Manfaat dari praktikum biologi laut ini adalah untuk
menambah pengetahuan mengenai biota-biota laut yang hidup di daerah intertidal Pantai
CerocokPainan dengan
harapan pengembangan pengetahuan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan, pertumbuhan serta
pemanfaatan biota-biota laut ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Daerah Litoral
Wilayah pesisir
adalah daerah pertemuan antara daratan dan laut. Ke arah darat wilayah
pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih
dipengaruhi oleh sifat-sifat laut, seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup
bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat,
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun karena kegiatan manusia,
seperti pengundulan hutan dan pencemaran (Bengen, 2002; Dahuri, Rais, Ginting
dan Sitepu, 2001; Supriharyono, 2000a).
Daerah litoral
adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi
temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini
dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara
lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang,
kepiting, cacing laut. Dimana litoral adalah bentangan pantai yang terletak
antara paras air tertinggi pada pasut purnama kearah daratan dan
paras air terendah dari pasut purnama kearah laut. Gari pembatas antara litoral
dan laut jeluk biasanya terletak pada kejulukan 200 m dan secara kasar
merupakan kejulukan dengan sinar matahari masih dapat menembus dasar laut. (:Laporan Penelitian Tim Geologi dan Sumberdaya
Mineral, Kanwil Deptamben Prop. Sumatera Barat, 1997).
Daerah litoral merupakan daerah air
dangkal, sinar matahari dapat menembus sampai dasar perairan organisme daerah
litoral adalah tumbuhan yang berakar,udang,cacing danfitoplankton(http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendampingPraweda/
Biologi/ 0144%20Bio% 203-5e.htm). Dikunjungi 6 Juni,
2008, 12:25)
Pada kawasan yang lebih rendah yang
terus dibasahi oleh air laut saat pasang adalah zona intertidal yang lebih
“nyaman” bagi beberapa hewan kecil yang bergerak lincah. Kawasan ini sesekali terendam
oleh air saat pasang dan sesekali terjemur oleh teriknya matahari saat surut.
Pada kawasan supratidal dan intertidal, banyak di dominasi oleh hewan-hewan
yang bergerak cepat untuk mencari makan seperti beberapa jenis kepiting dan
atau mengubur diri kedalam pasir seperti beberapa jenis kerang-kerangan
(bivalve) dan cacing pantai (Annelida) (http://www.wisataparlemen .com /frontPoweredb Joomla! Generated: 6
Juni, 2008, 12:25)
Erosi pantai
didefinisikan sebagai mundurnya garis pantai dari posisinya semula. Erosi
terjadi bila terjadi angkutan sedimen litoral sepanjang pantai sehingga
mengakibatkan berpindahnya sedimen dari satu tempat ke tempat lainnya. Angkutan
sedimen litoral terjadi bila arah gelombang datang membentuk sudut dengan
normal garis pantai.
2.2. Epifauna
Barnes and Hughes (1999) dan Nybakken
(1997) menyatakan bahwa berdasarkan keberadaannya di dasar perairan, maka
makrozoobentos yang hidupnya merayap di permukaan dasar perairan disebut dengan epifauna
seperti Crustacea dan larva serangga. Sedangkan makrozoobentos yang hidup
pada substrat lunak di dalam lumpur disebut dengan infauna, misalnya Bivalve
dan Polychaeta. Khusus pada zona intertidal, hewan-hewan yang membenamkan diri
pada pasir (infauna) lebih banyak di jumpai di bandingkan dengan daerah
subtidal yang di dominasi oleh hewan-hewan kecil yang hidup di atas permukaan
pasir (epifauna).
Epifauna adalah hewan yang hidup di atas permukaan sedimen atautanah ( wikipedia, 6 Juni, 2008), Madju Siagian,
2004 juga menyatakan bahwa Epifuna adalah semua semua hewan yang yang
hidudiatas substrat dasar lautan atau perairan. Petersen (1918),
mengemukakan bawa daerah dasar secara terus – menerus dihuni oleh sekelompok
spesies yang sama dan bahwa daerah – daerah lain dihuni oleh spesies yang
berlainan.
Petersen ( 1924 ) mengamati bahwa
daerah – daerah yang berlainan dan organisme yang mendominasi tetap konstan dan
seragam dengan berjalannya waktu. Asosiasi ini kemudian ditetapkan sebagai
komunitas dan dinamakan berdasarkan hewan yang mendominasinya.
2.3. Infauna
Infauna adalah hewan akuatik yang hidup di dasar substratum, bukan di permukaannya. Biasanya, hewan infauna
semakin jarang ditemukan seiring bertambahnya kedalam air dan jaraknya dari
garis pantai.
Ekosistem pantai
terletak antara garis air surut terendah dan air pasang tertinggi.
Ekosistem ini berkisar dari daerah di mana ditemukan substrat berbatu dan
berkerikil (yang mendukung sejumlah terbatas flora dan fauna sesil) hingga
daerah berpasir aktif (dimana ditemukan populasi bakteri, protozoa, metazoa)
dan daerah berpasir bersubstrat liat dan Lumpur (di mana ditemukan sejumlah
besar komunitas infauna) (Bengen, 2002).
Makrozoobentos mempunyai peranan yang
sangat penting dalam siklus nutrien di dasar perairan. Montagna et
all. (1989) menyatakan bahwa dalam ekosistem perairan, makrozoobentos
berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan
siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.
Woodin (1976) mengklasifikasian
organisme infauna menjadi penggali pemakan deposit, pemakan suspensi, dan
pembentuk tabung dari berbagai tipe. Klasifikasi ini tergantung pada
klasifikasi oportunis-ekuilibrium.
Khususnya
untuk zona beriklim sedang, komunitas organisme yang mirip dengan yang
ditemukan oleh Petersen dijumpai hidup pada habitat yang serupa di seluruh
dunia. Ini melahirkan konsep ekologi ini, tipe sedimen yang mirip pada
kedalaman yang sama di seluruh dunia mengandung komunitas yang kurang lebih
sama. Spesies tidak sama, tapi mereka sangat mirip secara ekologis dan
taksonomis. Mereka menempati relung yang hampir sama ( Tharson, 1955 ).
Hewan bentos hidup relatif menetap,
sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu
kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan
tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan
dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terdedah oleh air yang
kualitasnya berubah-ubah (Oey, et al1., 1978).
Diantara hewan bentos yang relatif mudah
diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah
jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro. Kelompok
ini lebih dikenal dengan makrozoobentos (Rosenberg dan Resh, 1993).
Infauna dan epifauna berperan penting dalam jaring makanan di pantai
berlumpur, juga bertindak sebagai konvertor untuk pembuatan
bahan-bahan organik pada tingkatan trophic lebih tinggi, sehingga menyokong
peningkatan produktivitas alam bebas (wildlife) dan ikan. Di lain
pihak, ikan-ikan demersal, neretic, dan pemangsa terestrial
contohnya elasmobranchs ( ikan hiu, skatesdan manta
rays-pari), flatfish dan bottomdwelling jenis
lainnya; shorebirds; mamalia laut, termasuk ikan paus dan berang-berang
laut; dan manusia.
Dengan diuraikannya secara rinci bagaimana
berbagai rantai makanan terhubung ke dalam suatu jaringan makanan terpadu pada benthic communitydalam
system dinamika pantai berlumpur adalah penting untuk di jawab bahwa ekosistem
pantai berlumpur ini berperan di dalam keseimbangan produktifitas primer
perairan.
BAB
III
BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Pratikum ini dilaksanakan
dilapangan dan di laboratorium. Praktikum lapangan dilaksanakan pada hari
Minggu tanggal 1 Juni 2008 di Pantai Cerocok Sumatera Barat. Sedangkan analisa di laboratorium
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 Juni 2008.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum biologi laut di lapangan adalah scop net, core dan
ayakan dengan mesh size 1 mm/saringan santan kelapa, bahan pengawet spesimen
(formalin 10 %), kantong plastik untuk tempat specimen (plastik kapasitas 0,5
kg), buku catatan dan alat tulis serta spidol (permanen) untuk label. Alat-alat
yang digunakan di laboratorium adalah pinset, sampel flora dan fauna, tempayan
tempat sorting, kamera dan buku identifikasi.
3.3. Prosedur Kerja
Sampling
organisme:
a. Daerah
intertidal dibagi menjadi dua atau tiga bagian (atas, tengah dan bawah)
b. Bagian
atas adalah intertidal yang sebelah daratan dan begitu sebaliknya
c. Kumpulkan
organisme yang hidup di setiap zona intertidal tersebut
d. Masukkan
ke dalam plastik dan awetkan
e. Catat
habitatnya, apakah sessile atau vagrant
f. Catat
apakah organisme itu infauna atau epifauna
g. Untuk
menyelidiki organisme infauna, tancapkan core secara vertikal pada permukaan
sedimen dan tekan sampai kedalaman 10 cm dari permukaan. Lalu angkat dengan
baik sehingga sedimen tidak tumpah dan masukkan ke saringan lalu ayak
pelan-pelan di atas air.
h. Organisme
yang tersaring diidentifikasi dan kalau tidak masukkan ke dalam kantong plastik
yang telah diberi label (titik sampling)
i. Apabila
tidak teridentifikasi di lapangan bubuhi formalin dan bawa ke laboratorium
untuk kemudian diidentifikasi
j. Untuk
organisme epifauna dan flora kumpulkan seperlunya, cukup satu individu yang
berukuran kecil untuk setiap jenisnya.
Analisa sampel:
1. Sesampai
di laboratorium, cucilah bila perlu dan letakkan di atas tray untuk
diidentifikasi
2. Buatkan
tabel klasifikasinya (kelas, famili, genus) menurut habitatnya
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Keadaan pantai Cerocok Painan adalah berpasir dan
landai, gelombang yang terdapat pada perairan ini cukup besar, tapi karena
adanya pemecah gelombang mengakibatkan perairan menjadi tidak begitu berombak.
Adapun
hasil yang diperoleh dari hasil praktikum setelah di identifikasi adalah
sebagai berikut :
1. (Trocus
niloticus)
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mol
Class
: Gasthropoda
Ordo :
Caerogasthropoda
Genus :
Cyaeidae
Spesies : Cypreae
mappa
2. (Portunus
pelagicus)
Klasifikasi
:
Kingdom :
Animalia
Phylum
: Arthopoda
Class :
Crustacea
Ordo :
Portunidae
Genus :
Portunus
Spesies : Portunus
pelagis
3. (Holothuria edulis)
Klasifikasi :
Phylum :
Echinodermata
Sub
Phylum : Echinodea
Class :
Holohuridea
Sub
Class : Aspidochirotecea
Ordo :
Aspidochirotida
Famili :
Aspidochirotae
Genus :
Holothuria
Spesies : Holothuria
eduli
4. Mata Kebo (Turbo brunnes)
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Molusca
Class :
Gastropoda
Sub
Class : Prosobranchia
Ordo :
Archaegastropoda
Famili :
Tubinidae
Genus :
Turbo
Spesies : Turbo
Brunnes
5. Bintang Ular
Laut (Ophiroidea breuispinum)
Klasifikasi :
Phylum :
Echinodermata
Class :
Ophiuradea
Famili :
Ophiuroidae
Genus :
Ophiroidea
Spesies : Ophiroidea
breuispinum
4.2. Pemabahasan
Dari hasil praktikum yang didapat
maka pembahasan berupa ciri-ciri dari spesies tersebut yaitu :
Portunus
pelagicus ciri-ciri morfologinya adalah : bentuk
dan warna rajungan sangat menatik dan ada perbedaan antara jantan dan betina, puri kiri-kanan matanya 9 buah, sering tertangkap dalam jaring
tangsi dan kejer yang dibentangi pada malam hari di tempat yang banyak
rajungan, beratnya mencapai + 400 gram/ekor.
Rajungan (Portunus
pelagicus) adalah hewan hidup di dasar laut perairan pantai pasir‑lumpuran. Mereka
tergolong hewan dasar laut/bentos, tapi mereka dpt berenang ke dekat permukaan
laut pd malam hari untuk mencari makan. Mereka dinamakan "swimming
crab" yg artinya kepiting berenang. Walau tergolong kepiting, dlm
perikanan/perdagangan ikan, rajungan dibedakan dari kepiting (Scylla serrata).
Kepiting hidup di perairan payau, di hutan mangrove/di dlm lubang-lubang
pematang tambak. Rajungan & kepiting tergolong dlm satu suku atau famili.
Di Indonesia
terdapat 8 jenis rajungan, tapi yg terbanyak dipasarkan & yg paling
komersial adalah Portunus pelagicus. Rajungan adalah hewan pemakan daging.
Malam hari mencari mangsa hewan‑hewan kecil di dasar laut atau
di lapisan dekat permukaan laut yg berenang‑renang berupa plankton hewan
atau bukan. Rajungan jantan dpt dibedakan dari rajungan betina dari warna
punggungnya. Rajungan jantan berwarna batik indah, putih di atas dasar biru
kecoklat‑coklatan, sedangkan betina
berwarna batik juga tapi hijau kotor. Jantan & betina dpt dibedakan dari
abdomennya yang melipat ke dada. Jantan abdomennya sempit, memanjang &
ujungnya runcing, sedangkan betina abdomennya lebar & ujungnya membulat
agar dpt menampung telur & ini berlaku untuk semua jenis rajungan. Rajungan
betina menyimpan telur yg sudah dibuahi di dlm lipatan abdomennya. Jumlahnya
dpt mencapai dua juta butir. Rajungan merupakan hasil perikanan yg potensial.
Di Indonesia,
jenis hewan ini sedang dicoba untuk dibudidayakan, karena menurut hasil
penelitian pakar Indonesia, telur rajungan dpt ditetaskan di laboratorium &
larvanya dpt dibesarkan menjadi rajungan dewasa di laboratorium.
Trocus
niloticus ciri-ciri
mofologinya adalah : Bercakang hitam dengan kombinasi putih, satu pasang antena
untuk melihat, pencernaan lengkap,sirkulasi jantung, eksresi oleh ginjal yang disebur
jantung.
Holothuria edulis ciri-ciri
morfologinya adalah : tubuh bulat panjang, punggung abu-abu, berbitik
putih/kuning, seluruh permukaan tubuh diselimuti lapisan kapur yang
tebal/tipisnya bergantung umur, panjang tubuh 5,08-7,62 cm aktif malam hari, habitat
perairan berkarang/ berpasir.
Barnes dalam Trijoko
mengemukakan bahwa pergerakan teripang dengan bantuan kaki tabung yang
terangkum dalam kaki ambulakral, gerakannya sangat lambat, sehingga hamper
seluruh hidupnya didasar laut epibenthik. Beberapa Holothuria bergerak dengan
gelombang kontraksi otot yang menyerupai gerakan ulat. Tentakel yang basah
dapat melekat pada substrat untuk mengangkat tubuh dan berputar. Teripng umum
dijumpai di paparan terumbu karang kemudian di pantai berbatu atau berlumpur,
teripang juga dapat dijumpai di laut dalam (Nontji, 1986).
Teripang pada umumnya berada pada tempat
yang airnya tenang, teripang tidak tahan terhadap suatu kondisi yang cukup
ekstrim. Pada beberapa jenis tertentu jika mengalami gangguan, mereka akan
mengeluarkan isi perutnya, ada juga dengan cara menyemprotkan isi alat-alat
curvier berwarna putih, sangat peka, elastic dan mempunyai daya lekat tinggi
(Kastoro dan Surjadinoto dalam Winanto,1987). Kondisi
lingkungan dalam kehidupan teripang perlu di perhatikan, salah satu faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah salinitas (Sumarno,
1990).
Teripang merupakan salah satu komoditas
ekspor dari hasil laut yang perlu segera dikembangkan cara budidayanya. Hal ini
diperlukan mengingat nilai ekonomisnya yang cukup tinggi di pasaran luar
negeri, namun sampai saat ini sebagian besar produknya masih merupakan hasil
tangkapan dari laut, sehingga produktivitasnya masih sangat tergantung dari
alam.
Dari hasil penelitian jenis hewan
laut ini mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan antara lain adalah :
·
Dapat hidup bergerombol dengan padat
penebaran tinggi;
·
Metoda budidayanya dapat dilakukan
secara sederhana dan tidak memerlukan teknologi tinggi dan modal yang besar;
·
Makanannya berupa ganggang penempel,
detritus, molusca kecil yang banyak tersedia di perairan alam;
·
Dagingnya enak dimakan dan mudah
diproses menjadi makanan serta merupakan komoditi ekspor.
·
Dapat berfungsi sebagai obat
Faedah kolagen pada teripang mampu meningkatkan
regenerasi sel-sel mati akibat luka sehingga mempercepat penyembuhan. Bagaimana
dengan diabetes mellitus? Penyakit kencing manis itu pada dasarnya tidak bisa
disembuhkan, tetapi kadar gula darah hanya bisa dikontrol. Itu pun hanya pada
penderita diabetes tanpa ketergantungan insulin.
Nutrisi pada teripang mampu merangsang
kelenjar pankreas memproduksi insulin. Selain itu anggota famili Holothuriidae
itu memperbaiki kinerja ginjal dan limfa sehingga gula dapat dicerna dengan
baik. Senyawa aktif itu juga berguna untuk mengatasi luka dinding lambung
penderita maag akut dan gangguan pencernaan.
Bintang Ular
Laut (Ophiroidea breuispinum) ciri-ciri morfologinya adalah :
memiliki sentral disck yang kecil dan tangan panjang langsing beruas-ruas,
habitat : dilaut dangkal atau di dalam, bersembunyi datu karang.
Mata Kebo (Turbo
brunnes) ciri-ciri morfologinya adalah : badan lunak, terlindung oleh
cangkang keras yang terlindung kalsium, cangkang berbentuk kerucut, memiliki
operculum yang berwarna dasar putih dan di tengahnya berwarna hijau tua.
habitat : Zona intertidal.
Spesies ini
merupakan phylum molusca, dimana moluska merupakan komponen penting dan
terbesar di antara hewan avertebrata di lingkungan laut.Dalam filum Moluska,
klas Gastropoda merupakan komponen utama atau terbesar, menempati habitat
terestrial hingga kedalaman ribuan meter di dasar laut. Umumnya bergerak
dalam wilayah yang terbatas tetapi mobile.
Moluska juga
merupakan sebuah grup binatang bertubuh lunak, tanpa tulang belakang
(avertebrata) yang secara khas mempunyai kepala anterior, kaki ventral dan
massa visera dorsal. Massa visera diselubungi oleh sebuah mantel yang sering
mengeluarkan sekresi cangkang berkapur. Semua moluska dengan pengecualian jenis
kerang, mempunyai radula, organ pencernaan yang unik untuk mengumpulkan
makanan. Moluska sangat beragam dalam bentuk, berkisar antara yang berbentuk cacing,
aplacophra sampai pada yang berbentuk cumi-cumi, gurita (cephalopoda) dan
tentang jumlah jenisnyam tercatat paling sedikit 60.000 jenis dari seluruh
dunia. Mereka menempati habitat yang berbeda, terbentang dari laut, melalui
sungai dan danau ke darat. Beberapa jenis moluska adalah anggota dominan
dikomunitas padang lamun dan dikonsumsi sebagai makanan oleh manusia. Filum Moluska hidup terbagi menjadi 7 kelas yaitu :
· Aplacophora :
sebuah grup kecil dari binatang menyerupai cacing, tanpa cangkangm kira-kira
300 jenis terdapat dilaut didunia.
· Polyplacophora
(khiton) : binatang mempunyai tubuh pipih dan delapan katup cangkang,
kira-kira 800 jenis di laut didunia.
· Monoplacophora : binatang mempunyai
“limpet" dengan organ ganda yang mempertahankan ciri-ciri primitif. Kurang dari 20 jenis diketahui dari laut dalam di
dunia.
· Gastropoda
(keong, lintah bulan, dll) : binantang secara khas mempunyai cangkang
tunggal terpilin, kepala menonol yang dilengkap dengan mata dan sungut. Lintah
bulan kehilangan cangkang nya pada waktu metamorfosa. Kira-kira 40.000 jenis
yang telah diketahui dari laut, air tawar dan darat dari seluruh dunia.
· Cephalopoda (cumi-cumi, gurita
dan notilus): binatang
mempunyai lingkaran sungut disekeliling kepala, mata dan orak berkembang baik.Kira-kira 3000 jenis terdapat dilaut didunia.
· Bivalvia (kijing, tiram dan kepah): binatang mempunyai dua katup cangkang, satu pada
tiap sisi tubuhnya. Grup kedua terbesar dari moluska, kira-kira 10.000
jenis terdapat di laut dan air tawar didunia.
· Scaphopoda (keong gading): binatang mempunyai cangkang
berbentung tabung seperti gading yang hidup membenamkan diiri ddidalam pasir;
kira-kira 500 jenis telah diketahui dari laut didunia.(http://202.153.228.18/datin/molusca/?
act= searchfrom, Rabu, 6 Juni 2008).
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Perairan
laut banyak mengandung sumber-sumber mineral yang tinggi dan
jumlahnya berlimpah, air laut sendiri banyak mengandung zat-zat terlarut di
dalamnya yang tentunya dapat memberikan keuntungan maupun kerugian bagi
kehidupan khususnya kehidupan organisme laut itu sendiri. Selain itu laut
mempunyai sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan masa kini maupun
masa yang akan datang, maka dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas daerah-daerah
wilayah pesisir dan lautan.
Perairan
Pantai Cerocok sudah mulai mengalami penurunan jumlah biota lautnya. Hal
ini dapat terlihat dari sedikitnya spesies yang dijumpai dalam melaksanakan
praktikum ini. Upaya pengolahan sumberdaya laut disamping
mengeksploitasinya juga harus dilakukan upaya pelestariannya. Karena
bagaimanapun juga sumberdaya yang diambil terus menerus tanpa ada usaha untuk
melestarikannya akan bisa mengakibatkan terganggunya ekosistem dan rusak
susunan ekologi dari lingkungan tersebut.
5.2 Saran
Pada
praktikum selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengukuran parameter kualitas
air seperti suhu, kecerahan, salinitas, kecepatan arus dan pH karna ini
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi biota laut.